sumber : www.lampost.co.id
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Mantan Ketua STAIN Jurai Siwo Metro Syaripudin Basyar menegaskan jihad tidak harus berbentuk fisik. "Menebar kebajikan itu sudah jihad, tidak perlu mengusung secara fisikal. Kita disuruh berjihad dengan harta dan jiwa," kata dia dalam diskusi bulanan Korps Alumni HMI (Kahmi) di kediaman Endro Subroto, Jumat (25-3) malam.
Hadir dalam diskusi bertema Membedah konsep jihad ini Sekretaris Dewan Pakar KAHMI Lampung Almaarif Setaf, Sekum KAHMI Lampung Heri Ch. Burmelli, Ketua KAHMI Lampung yang diwakili Bastian, Ketua Perguruan Umitra Andi Surya, Ketua KPU Lampung Tengah Hendra Fadillah, Ketua Umum HMI Cabang Bandar Lampung Pitra Alfarisi, alumni, dan kader.
Menurut Syaripudin, secara holistik jihad dalam Islam bisa dilihat dalam Alquran. Dalam Alquran terdapat 14 kali kata jihad, tapi tak satu pun ada makna kekerasaan di sana melainkan lebih bermakna pembebasan. Jihad dalam sejarah Islam lebih mengarah pada melakukan pembebasan dari ketauhidan yang menyimpang.
Kenapa jihad sekarang menjadi dekat dengan berbenturan, darah, senjata? "Itu karena umat Islamnya. Umat Islam tidak bisa memahami secara holistik tentang konsep jihad," kata dia.
Umat Islam harus mendalami lebih dulu imannya. Ketika imannya sudah kuat, barulah dia hijrah menembus dinamika kehidupan. Dalam proses hijrah yang bergumul dengan dinamika itulah akan bertemu dengan istilah jihad yang sesungguhnya.
Menurut dia, konsep jihad jangan dimaknai secara sempit. Tetapi harus terbuka, dinamis, dan bermakna pembebasan.
Ketua Umum Kahmi yang diwakili Bastian mengatakan diskusi ini muncul karena minimnya kelompok kajian ilmiah di Lampung. Ruang ini diharapkan menjadi media bagi siapa untuk terus mencari solusi atas persoalan umat dan bangsa. Diskusi ini akan dilakukan setiap bulan dengan tema yang berbeda. HES/K-1
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Mantan Ketua STAIN Jurai Siwo Metro Syaripudin Basyar menegaskan jihad tidak harus berbentuk fisik. "Menebar kebajikan itu sudah jihad, tidak perlu mengusung secara fisikal. Kita disuruh berjihad dengan harta dan jiwa," kata dia dalam diskusi bulanan Korps Alumni HMI (Kahmi) di kediaman Endro Subroto, Jumat (25-3) malam.
Hadir dalam diskusi bertema Membedah konsep jihad ini Sekretaris Dewan Pakar KAHMI Lampung Almaarif Setaf, Sekum KAHMI Lampung Heri Ch. Burmelli, Ketua KAHMI Lampung yang diwakili Bastian, Ketua Perguruan Umitra Andi Surya, Ketua KPU Lampung Tengah Hendra Fadillah, Ketua Umum HMI Cabang Bandar Lampung Pitra Alfarisi, alumni, dan kader.
Menurut Syaripudin, secara holistik jihad dalam Islam bisa dilihat dalam Alquran. Dalam Alquran terdapat 14 kali kata jihad, tapi tak satu pun ada makna kekerasaan di sana melainkan lebih bermakna pembebasan. Jihad dalam sejarah Islam lebih mengarah pada melakukan pembebasan dari ketauhidan yang menyimpang.
Kenapa jihad sekarang menjadi dekat dengan berbenturan, darah, senjata? "Itu karena umat Islamnya. Umat Islam tidak bisa memahami secara holistik tentang konsep jihad," kata dia.
Umat Islam harus mendalami lebih dulu imannya. Ketika imannya sudah kuat, barulah dia hijrah menembus dinamika kehidupan. Dalam proses hijrah yang bergumul dengan dinamika itulah akan bertemu dengan istilah jihad yang sesungguhnya.
Menurut dia, konsep jihad jangan dimaknai secara sempit. Tetapi harus terbuka, dinamis, dan bermakna pembebasan.
Ketua Umum Kahmi yang diwakili Bastian mengatakan diskusi ini muncul karena minimnya kelompok kajian ilmiah di Lampung. Ruang ini diharapkan menjadi media bagi siapa untuk terus mencari solusi atas persoalan umat dan bangsa. Diskusi ini akan dilakukan setiap bulan dengan tema yang berbeda. HES/K-1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar